Kamis, 02 Desember 2010

Lagi : Jadilah Seperti Kopi (2)

Pernakah anda membayangkan, bagaimana sebuah kopi diproses, hingga menjadi minuman yang siap anda santap setiap pagi, atau mungkin saat anda tengah bersantai dengan kerabat? Dalam masa pemrosesannya, kopi harus mengalami berbagai macam alur yang bisa dikatakan tidak mudah. Butuh waktu 6 sampai 7 bulan sebelum bunga kopi berubah menjadi buah kopi berwarna merah. Sebelum menjadi buah pun, kopi sangat anti oleh air hujan dan cuaca yang menyengat. Pohon kopi pun selalu dipangkas dengan maksimal ketinggian kira-kira setinggi tubuh manusia, hal ini agar tidak menyulitkan saat panen. Setelah dipetik dan berwujud biji, kopi mulai disangrai (bila menggunakan cara konvensional) di api yang panas, ditumbuk disebuah palung hingga halus, dan menjadi bubuk kopi yag siap disajikan.

Layaknya hidup kita, untuk menjadi sukses, kita harus menjadi seperti kopi. Dipupuk agar tumbuh menjadi biji berkualitas, kita harus menjaga emosi kita, agar tidak terlalu panas, dan juga terlalu dingin, mimpi-mimpi kita pun sering terpangkas waktu, agar tidak terlalu tinggi, dan anda mampu mewujudkannya, belum usai dengan terpaan itu, kita harus rela digoreng menjadi manusia berpendidikan, dan akhirnya ditumbuk oleh pengalaman, hinaan, dan juga masalah yang ada. Setelah kita mampu melewatinya, kita baru dapat disebut sebagai kopi berkualitas, yang siap dipasarkan.

Seluruh perjalanan hidup kita adalah proses, dimana setiap harinya menentukan jadi apa kita nantinya. Pada pembahasan sebelumnya saya sudah men-sharing kan tentang pengenalan diri, tentang bagaimana memotivasi diri saat anda terpuruk, dan bagaimana membentuk pribadi kita. Dari pembahasan sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa menjadi manusia berkualitas harus terkonsep, tertata, dan tahan terpaan. Mungkin di pembahasan selanjutnya nanti, anda akan menemukan bagaimana kita mampu berpikir positif, dan mengembangkan apa yang kita mampu.

Ada kalanya anda jatuh ketanah, dan seakan tidak bisa melanjutkan perjalanan untuk menjadi kopi yang berkualitas. Tapi jangan khawatir, sebagai calon biji kopi, anda harus siap memulai perjalanan anda dari bawah, karena buah kopi yang jatuh ketanah, dengan sedikit proses hidup, akan berkembang menjadi pohon kopi baru yang siap tumbuh, dan menghasilkan kopi-kopi baru, yang mungkin akan lebih berkualitas dari biji-biji kopi yang tumbuh sebelumnya. Disini mental dan kesiapan menjadi tantangan anda. Tak banyak orang yang bisa merangkak lagi dari bawah. Tapi banyak nama-nama sukses seperti Colonel Sanders (Founder KFC), Abraham Lincoln ( Presiden Amerika Serikat), Tomas Alfa Edison (Penemu Bola Lampu) dan masih banyak lagi. Taukah anda bahwa mereka harus jatuh, bangun, dan jatuh lagi, sebelum mereka meraih kesuksesan.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Sabtu, 06 November 2010

Ayo Kita Menjadi Dewasa



Diusia saya yang baru menginjak pertengahan kepala dua, dan menjelang hari berkurangnya umur,  teringat  sebuah kebodohan usia belasan saya (yang masih terbawa hingga awal dua puluh). Gaya hidup era modern yang sangat menggiurkan, agakya menjadi sangat wajar bagi semua orang seumuran itu. Berbagai impian dan ambii menjadi tameng akan perlunya mengikuti tren masa hi-tech.

Rayuan dan rengekan khas balita mulai dilancarkan. Bak seorang anak raja, saya mulai menyusun strategi untuk meminta dipenuhinya kebutuhan semu itu pada orang tua. Mulai dari kata, "soalnya gini lho.." atau mungkin, "Enak kalo pake itu, bisa ..."

Dengan sedikit trik jitu, beberapa barang dambaan itu mulai terasa dekat. Walaupun saya sadar, penghasilan orang tua saya tidak cukup menunjang untuk meghadirkan fasilitas-fasilitas fiktif itu. Waktu itu, saya sangat menginginkan Hape berfitur kamera dan mp3. Lifestyle yang patut diikuti (menurut saya) pada saat itu, wow...semuanya terwujud dengan sedikit rengekan dan paksaan.

Taukah anda dari mana orang tua saya bisa membelikan HP itu? Uang setoran toko...dan saya yang pada saat itu paham berpura-pura untuk bodoh. Tanpa ambil pusing, saya berhura-hura diatas penderitaan orang tua. Yang ada dalam otak saya waktu itu adalah gaul..gaul..dan gaul.

Tak selang beberapa saat, karena keadaan yang sangat memaksa, HP itu harus dijual, dan tak lama, HP baru dengan tipe yang sama hadir. Ego kembali meraja, karena rengekan yang lebih ganas kembali diarahkan pada rasa Cinta orang tua yang tak terhingga. Barang-barang mahal lainnya siap dalam antrian mereka, Laptop, Kamera, dan semua barang yang menaikan gengsi saya dari seorang penjaga toko, menjadi anak direktur.

Sebelum semua hal itu terwujud, krisis ekonomi mulai melanda. Cobaan bertubi-tubi datang menghadang. Diawali dengan ego bodoh saya.

Hingga saat saya memutuskan untuk mendapatkan uang saku tambahan dengan bekerja di sebuah media lokal, dengan gaji awal Rp. 175.000,- per bulan. Perputaran arus terasa sangat drastis bagi saya saat itu, bekerja 26 jam, menempuh panas dan dingin, omelan, dan juga waktu yang terasa berat, membuat saya sadar. Penghasilan seorang penjaga toko dengan jam kerja 12 jam sehari, dan harus menuruti semua rengekan saya selama ini terasa bagai sebuah cambukan bagi saya. Seakan saya mendapat balasan berlipat ganda.

Ditengah semua keluh kesah saat itu, saya teringat akan pertanyaan ayah minta HP itu. " Apa perlu banget?" Sementara keadaan saat itu, jangankan HP, untuk makan tiap hari sagat sulit. Keadaan berat membuat saya berubah, setidaknya untuk merubah keadaan saya saat itu.

Kerasnya hidup yang baru saya rasakan saat itu membuat saya belajar akan satu hal, gaya hidup boleh saja, selama itu merupakan kebutuhan kita, bukan keinginan kita. dengan sedikit usaha, akhirnya saya mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadi saya. namun bukan itu yang terpenting, tapi bagaimana kita mampu berpikir dewasa, dan tidak lagi merengek dan meminta sesuatu yang tidak berharga sama sekali untuk kehidupankita dikemudian hari.

saya rasa kita adalah orang-orang terpilih, yang harus tahu tentang sebuah taggung jawab, terlebih tehadap tindakan kita, orang tua kita sudah memberi banyak, jadi saatnya kita yang menunjukan hasil terbaik kita untuk mereka. pada dasarnya mereka tidak pernah menuntut balasan apapun dari kita, karena peluhnya adalah senyum kita, kebahagiaan kita, dan teramat hina bila kita memperlakukan mereka sebagai komoditi pemenuh keinginan kita.

menjadi mandiri bukan berarti memenuhi kebutuhan kita sendiri, namun bagaimana kita bisa berusaha dengan daya semaksimal yang kita bisa, dan membuat sebuah perubahan kecil untuk orang-orang disekitar kita, dan bila semua itu terwujud, berarti kita sudah siap untuk menjadi orang dewasa.

Menjadi dewasa, berarti tahu apa yang kita butuhkan, dan tahu apa yang terbaik buat kita setidaknya untuk kita sendiri, memprioritaskan pilihan, dan melakukan semua hal yang terbaik bagi sesama kita.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Quotes Warung Kopi

Beberapa saat yang lalu, selepas menyelesaikan tugas kantor, seperti biasa saya sempatkan untuk mampir di coffee shop tradisional alias warung kopi (yang jelas bukan starbuck). Biasanya saya mulai membuka buku agenda kerja, paling tidak untuk memastikan tak ada satupun kerjaan yang terlewatkan, karena saya memang bukan karyawan teladan, dan sering bos mengingatkan kewajibkan saya (sangat sulit menemukan bos kaya gini...).

Tiba-tiba seorang kawan, sekaligus motivator bagi saya meng-SMS saya, biasanya memang kami meluangkan sedikit waktu untuk sharing dan bertukar informasi. Dia adalah lulusan kreatif dari salah satu kampus negara di Solo (Termasuk menyarankan saya untuk lekas menyelesaikan skripsi dan beban kuliah)

Dia sering memberikan saran dari setiap pekerjaan saya, dan hari itu topiknya adalah Brand Activity. lebih dari 2 jam kami berbincang, mulai dari kritik iklan, hingga pengalaman di masing-masing tempat kerja. Kebetulan kami ada di posisi yang sama di dua perusahaan yang berbeda. Dia di Salah satu brand rokok nasional, dan saya di media cetak.

Dari sekian pembicaraan yang terjadi, dia melayangkan Quotes atau bahasa sini nya Kata Mutiara yang perlu saya pertimbangkan. Dia bilang, "Work Hard, Sleep Hard, Die Hard", hmm...boleh juga. Cukup masuk akal dan bisa dijadikan semangat. Sekaranng mari kita pahami bersama.

Work Hard, Sleep Hard, Die Hard, mungkin 3 kata yang bila selintas hanya gabungan 3 kataa Hard yang dilengkapi oleh kata kerja didepannya..Tapi buat dia dan saya tidak, Kerja Keras, Susah Tidur, Susah Mati, begitu kira-kira kalau di Indonesiakan.

Dari 3 kata itu, dapat disimpulkan bahwa orang sukses selalu melalui 3 hal tadi. Bekerja dengan keras dengan sungguh hingga susah tidur, tapi proses tidak pernah berbohong. Makin keras kita berusaha, makin susah pula buat kita untuk menyerah. Hal rumit selalu berawal dari hal kecil yang tak terselesaikan. Keberhasilan selalu berawal dari kegagalan yang berulang-ulang.

Ingatkah berapa kali edison gagal dalam eksperimennya saat bola lampu diperkenalkan, atau Lincoln yang selalu dirundung kegagalan selama bertahun-tahun, atau mungkin juga sanders yang harus menawarkan resep ayam goreng KFC ke 1007 restoran, sebelum diterima oleh restoran ke 1008. Mereka itu adalah golongan orang-orang yang susah mati, bukan karena mereka bernyawa 9, tapi kekebalan terhadap sebuah masalah yang datag berulang-ulang mampu membuat mereka bertahan, itu lah yang membuat mereka layak mendapat gelar Die Hard.

Anda dan saya pun bisa, bukankah mereka-mereka itu juga mengalami susah tidur karena stress? Dalam kehidupan kita selalu ada yang namanya berproses. Beralih dari sebuah kebiasaan, menjadi aktivitas, dan tak jarang yang berbuah keberhasilan.

Sadarkah anda, saat kita sedang berproses, mencoba untuk bersungguh-sungguh terhadap sebuah pilihan (biasanya komitmen pekerjaan), apapun kita kerahkan utuk satu kata 'Keberhasilan', namun yang sangat disayangkan  adalah, seberapa kuat kita mencoba dan mencoban bangkit ketika kita jatuh.

Anda boleh jatuh saat anda lelah dalam kesendirian, tapi anda harus bangkit sebelum orang melihat anda jatuh.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Tuhan Memang Satu

Tuhan memang satu, kita yang tak sama…
- Marcell-Peri Cintaku –

Hmm.., kata-kata yang indah dari seorang marcell yang penuh filosofi. Setidaknya kita semua paham, bahwa Tuhan adalah super power, sang Maha dari segala-galanya. Namun esensi itu kian bergeser, kini Tuhan seakan dibagi menjadi beberapa hal dan bentuk. Betapa sadisnya, Manusia membeda-bedakan esensi Tuhan, yang pada dasarnya adalah sama.
            Mari kita berkias balik, apa Tuhan yang kita sembah pernah membedakan kita, apa Dia memilih untuk menumpahka berkatnya pada kita manusia. Kerap kali kita menganggap Tuhan adalah agama, dan naasnya, Tuhan dijadikan komoditi pencarian umat. Hmm…, Dunia yag berubah, atau manusia yang semakin pintar?
            Seakan kita lupa, bahwasanya Tuhan punya satu sifat, yaitu Maha bijaksana, apa jadinya bila kita memikirkan ibadah bila tidak ada Tuhan didalamnya, atau mungkin kita beramal jika tidak ada ketulusan?
            Beberapa bulan yang lalu, saat saya liputan disalah satu daerah bencana, saya mendengar seorang anak melontarkan pertanyaan polos pada ibunya, “Ma, tadi aku lihat Tuhan, lho,” katanya. “Oh, ya? Dimana?” jawab ibunya, “Tadi temenku jatuh, terus ada bapak-bapak yang nolong dan bawa kerumah sakit, terus waktu temenku sudah diobati, bapak itu udah ga ada,” kata anak itu lagi. Lantas sang ibu hanya bisa tersenyum bangga.
            Setidaknya anak itu melihat Tuhan dengan cara pandang lain, yaitu dari ketulusan, keikhlasan, dan kebaikan orang lain. Begitulah seharusnya kita memandang Tuhan, dengan hati, dan bukan mata, maupun ucapan. Seakan kita lupa bahwa Tuhan adalah pengasih, sering kali saat kita sehat, kita membeda-bedakan golongan, ras, terlebih agama, namun saat bencana melanda, dan saat kita membutuhkan pertolongan, apa kita masih melihat agama, dan hal lainnya sebagai pembantu kita.
            Seandainya kita benar-benar manusia yang banyak khilaf, apakan kita masih menganggap Tuhan sebagai sebuah Agama? Bukankah Tuhan tidak pernah membedakan agama? Bayangkan saja bila Tuhan memandang kita dari Agama kita, kepercayaan kita, bahkan kaum tertentu, apa kita masih bisa merasakan keindahan?
            Mari kita buka hati utuk melihat Tuhan, dan bukan dengan presepsi kita sebagai manusia yang serba terbatas. Mari kita melihat Tuhan dengan kepolosan kita, ketulusan kita, dan mulaiah memberikan hal kecil nan indah pada sesama kita, dimulai dari hal-hal kecil, dan niscaya kita sudah melakukan hal besar untuk Nya.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Rabu, 15 September 2010

Andapun Motivator !!!

Pernakah anda mendengar nama-nama motivator handal, seperti Mario Teguh, Andrie Wongso, atau kalo dari negeri sono seperti Chris Gardner, dan masih banyak lagi. Jika kita mendengarkan kata-kata motivator-motivator itu, pastinya semangat baru yang muncul. Seakan semua yang mereka katakan adalah angin surga, dan selalu memberikan jalan keluar buat masalah-masalah anda.

Taukah anda dari mana mereka bisa menjadi bijak? Sehingga setiap kata-kata yang mereka ucapkan berbuah tepuk tangan dari para audience nya.

Sebenarnya motivasi itu timbul dari anda sendiri, Manusia diciptakan untuk dapat menangkap sebuah alur komunikasi, dan melakukan reaksi atas komunikasi tersebut. Sebenarnya andapun bisa menjadi motivator bagi diri anda sendiri. Masa sih?gimana caranya? Pasti kebanyakan orang bertanya demikian.

Taukah anda, semua nama-nama hebat itu juga memiliki masa lalu yang sama kelamnya dengan anda. Mereka juga diciptakan sama seperti anda, tidak luput dari masalah, dan tak jarang pula dari mereka yang putus asa dan ingin menyerah kepada kehidupan, Tapi yang membuat mereka berbeda adalah bagaimana kepala mereka tidak harus tertunduk saat masalah-masalah itu datang.

Dengan bijaknya mereka menyikapi masalah-masalah itu satu demi satu, dan kemauan mereka untuk berbagi dengan sesama itulah yang membuat mereka menjadi motivator.

Seringkali saat masalah datang, ataupun kesedihan sedang melanda diri anda, anda malah takut dan terpuruk. Sadarkah anda, bahwa dalam kesedihan anda terdapat sebuah kekuatan besar yang tak terduga, yang dapat merubah hidup anda untuk selamanya. Tidak mudah memang memilih untuk bangkit dari sebuah keterpurukan, perlu keberanian serta mental yang cukup.


Siapa bilang anda harus melawan kesedihan itu, bukankah manusia memang harus menjalankan kodratnya? dan setiap masalah yang Tuhan beri, adalah proses pendewasaan buat diri kita sendiri? Sesekali biarkanlah diri anda larut dalam kesedihan, karena dalam kesedihan, anda bisa menjadi motivator untuk diri anda sendiri. 


Nama-nama hebat itu selalu punya cara untuk memotivasi diri mereka sendiri, karena saya pun yakin, mereka tidak akan menularkan motivasi bila motivasi itu belum bekerja untuk merubah suatu keadaan dalam hidup mereka.

Jadi, jadikanlah diri anda sendiri motivator. Mulailah dengan ucapan-ucapan positif dan penuh semangat dalam diri anda. Biarkanlah akal sehat anda yang bekerja, karena dari kata-kata dan kemauan anda sendirilah, perubahan bisa terjadi denga begitu mudahnya.

Bukankah saat dalam kandungan ibu, kita sudah jad pemenang, Jutaan sel sperma, dan satu indung telur, bayangkan saja, jutaan calon orang siap menjadi saingan anda, tapi menyerahkah anda? Tidak!! jawabannya, anda berjuang mempertahankan rahim ibu anda selama 9 bulan lamanya, hingga anda terlahir kedunia.

Selalu ada yang hebat dalam diri anda, belajarlah membereskan masalah dari sesuatu yang kecil, dan tanpa anda sadari, anda sudah menyelesaikan suatu perkara besar.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Indahnya Jika Kita Bisa Belajar Mencintai


LOVE - John Lennon

Love is real, real is love, Cinta itu kenyataan, nyata adalah cinta,
Love is feeling, feeling love, Cinta adalah perasaan, perasaan saling mencintai,
Love is wanting to be loved. Cinta adalah Perasaan ingin dicintai.
Love is touch, touch is love, Cinta adalah sentuhan, sentuhan adalah cinta,
Love is reaching, reaching love, Cinta adalah pencapaian, untuk mencapai cinta,
Love is asking to be loved. Cinta adalah meminta untuk dicintai.
Love is you, Cinta adalah Anda
You and me, Kau dan aku
Love is knowing, We can be. Cinta adalah Pengengetahuan, agar Kita bisa.
Love is free, free is love, Cinta itu bebas, bebas untuk mengasihi,
Love is living, living love, Cinta adalah hidup, hidup adalah cinta,
Love is needing to be loved. Cinta adalah Perasaan perlu untuk dicintai.

Lyric lagu diatas diciptakan dan dinyanyikan pula oleh sang vokalis The Beatles, John Lennon.
Seperti yang tertangkap dari Lyric lagu diatas, bahwa Cinta dianugrahkan oleh Tuhan dengan sangat indah. Cinta dianugrahkan untuk dua arah, Memberi dan menerima.


Anda mungkin pernah mendengar kata-kata Cinta tak berbalas, Senaas itukah hidup? sehingga kita tak sempat merasakan cinta. Mari kita refleksi bersama-sama. Setiap hari kita masih menginjak bumi, dengan matahari pagi, dan bintang-bintang malam yang terus bersinar. Dengan udara pagi yang masih sejuk.Cinta itu adalah cinta dari sang hakiki.

Contoh kecil lagi, kita lapar, masih ada yang mau memberi kita makan, kita susah, masih ada yang mau membantu kita, masih banyak lagi hal-hal dalam hidup yang tidak sempat kita syukuri.

Cita bukan sebatas pacaran, menikah, atau kebutuhan daging semata, tapi cinta adalah, bagaimana kita dapat memberi yang terbaik dalam diri kita, hingga orang-orang disekitar kita menjadi nyaman bila anda didekatnya, merasa kehilangan saat anda tidak ada.

Maka belajarlah mencintai dari hal-hal terkecil dan sepele, yang anda bisa. Mulailah menebarkan cinta untuk orang-orang disekitar anda. Intinya adalah, Cinta tercipta dengan dua arah, jadi saat anda mancintai dengan tulus, maka cinta akan berbalik menyelimuti anda.

Percayalah, Tuhan yang baik itu tak akan pernah menghentikan gaya gravitasi sehingga anda melayang-layang dan hilang, Ia tidak akan memusnahkan cahaya sehingga hari-hari anda menjadi gelap.

Mulailah membuka hati anda dengan senyuman kecil, dan mulailah mencintai.(Berikut Saya Sertakan Lagunya, silahkan diputar)

Free Music Downloads
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Kenek Lapangan Banteng Itu Kini Jadi Legenda

Dialah Benyamin Sueb.  Sejak kecil, sudah merasakan getirnya kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah kehilangan bapaknya sejak umur dua tahun.
Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, si kocak Ben sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya buat biaya sekolah kakak-kakaknya. Benyamin sering mengamen ke tetangga menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong kue sebagai ‘imbalan’.
Penampilan Benyamin kecil memang sudah beda, sifatnya yang jahil namun humoris membuat Benyamin disenangi teman-temannya. Seniman yang lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939 ini sudah terlihat bakatnya sejak anak-anak. Bakat seninya tak lepas dari pengaruh sang kakek, dua engkong Benyamin yaitu Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung, pemain Dulmuluk, sebuah teater rakyat – menurunkan darah seni itu dan Haji Ung (Jiung) yang juga pemain teater rakyat di zaman kolonial Belanda.
Sewaktu kecil, bersama 7 kakak-kakaknya, Benyamin sempat membuat orkes kaleng. Benyamin bersama saudara-saudaranya membuat alat-alat musik dari barang bekas. Rebab dari kotak obat, stem basnya dari kaleng drum minyak besi, keroncongnya dari kaleng biskuit. Dengan ‘alat musik’ itu mereka sering membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu. Kelompok musik kaleng rombeng yang dibentuk Benyamin saat berusia 6 tahun menjadi cikal bakal kiprah Benyamin di dunia seni.
Dari tujuh saudara kandungnya, Rohani (kakak pertama), Moh Noer (kedua), Otto Suprapto (ketiga), Siti Rohaya (keempat), Moenadji (kelima), Ruslan (keenam), dan Saidi (ketujuh), tercatat hanya Benyamin yang memiliki nama besar sebagai seniman Betawi. Benyamin memulai Sekolah Dasar (dulu disebut Sekolah Rakyat) Bendungan Jago sejak umur 7 tahun.

Sifatnya yang periang, pemberani, kocak, pintar dan disiplin, ditambah suaranya yang bagus dan banyak teman, menjadikan Ben sering ditraktir teman-teman sekolahnya. SD kelas 5-6 pindah ke SD Santo Yusuf Bandung. SMP di Jakarta lagi, masuk Taman Madya Cikini. Satu sekolahan dengan pelawak Ateng.
Di sekolah Taman Madya, ia tergolong nakal. Pernah melabrak gurunya ketika akan kenaikan kelas, ia mengancam, “Kalau gue kagak naik lantaran aljabar, awas!” Lulus SMP ia melanjutkan SMA di Taman Siswa Kemayoran. Sempat setahun kuliah di Akademi Bank Jakarta, tapi tidak tamat. Benyamin mengaku tidak punya cita-cita yang pasti. “Tergantung kondisi,” kata penyanyi dan pemain film yang suka membanyol ini.

Benyamin pernah mencoba mendaftar untuk jadi pilot, tetapi urung gara-gara dilarang ibunya. Ia akhirnya menjadi pedagang roti dorong. Pada 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bis PPD, langsung diterima . “Tidak ada pilihan lain,” katanya.

Pangkatnya cuma kenek, dengan trayek Lapangan Banteng – Pasar Rumput. Itu pun tidak lama. “Habis, gaji tetap belum terima, dapat sopir ngajarin korupsi melulu,” tuturnya. Korupsi yang dimaksud ialah, ongkos penumpang ditarik, tetapi karcis tidak diberikan. Ia sendiri mula-mula takut korupsi, tetapi sang sopir memaksa. Sialnya, tertangkap basah ketika ada razia.

Benyamin tidak berani lagi muncul ke pool bis PPD. Kabur, daripada diusut. Baru setelah menikah dengan Noni pada 1959 (mereka bercerai 7 Juli 1979, tetapi rujuk kembali pada tahun itu juga), Benyamin kembali menekuni musik. Bersama teman-teman sekampung di Kemayoran, mereka membentuk Melodyan Boy. Benyamin nyanyi sambil memainkan bongo. Bersama bandnya ini pula, dua lagu Benyamin terkenang sampai sekarang, Si Jampang dan Nonton Bioskop.

Sebenarnya selain menekuni dunia seni, Benyamin juga sempat menimba ilmu dan bekerja di lahan yang ‘serius’ diantaranya mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Pembinaan Ketatalaksanaan (1960), Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus Administrasi Negara (1964), bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960), Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969).

Dari berkesenian, hidup Benyamin (dan keluarganya) berbalik tak lagi getir. Debutnya Si Jampang, mengalir setelah itu Kompor Mleduk belakangan dinyanyikan ulang oleh Harapan Jaya, Begini Begitu (duet Ida Royani), Nonton Bioskop (dibawakan Bing Slamet) dan puluhan lagu karya Benyamin yang lain.
Tidak puas dengan hanya menyanyi, Benyamin lalu main film. Diawali Honey Money and Jakarta Fair (1970) lalu mengucur deras puluhan film lainnya. Seniman yang suka ‘mengomel’ bila melawak ini menjadi salah satu pemain yang namanya sering digunakan menjadi judul film. Selain Benyamin tercatat diantaranya Bing Slamet,Ateng, dan Bagio. Judulnya, antara lain Benyamin Biang Kerok (Nawi Ismail, 1972), Benyamin Brengsek (Nawi Ismail, 1973), Benyamin Jatuh Cinta (Syamsul Fuad, 1976), Benyamin Raja Lenong (Syamsul Fuad, 1975), Benyamin Si Abunawas (Fritz Schadt, 1974), Benyamin Spion 025 (Tjut Jalil, 1974), Traktor Benyamin (Lilik Sudjio, 1975), Jimat Benyamin (Bay Isbahi, 1973), dan Benyamin Tukang Ngibul (Nawi Ismail,1975). Dia juga main di film seperti Ratu Amplop (Nawi Ismail, 1974), Cukong Blo’on (Hardy, Chaidir Djafar, 1973),Tarsan Kota (Lilik Sudjio, 1974), Samson Betawi (Nawi Ismail, 1975), Tiga Janggo (Nawi Ismail, 1976), Tarsan Pensiunan (Lilik Sudjio, 1976), Zorro Kemayoran (Lilik Sudjoi, 1976). Sementara Intan Berduri (Turino Djunaidi, 1972) membuat dirinya, dan Rima Melati, meraih Piala Citra 1973.
Benyamin juga membuat perusahaan sendiri bernama Jiung Film – diantara produksinya Benyamin Koboi Ngungsi (Nawi Ismail, 1975) – bahkan menyutradarai Musuh Bebuyutan (1974) dan Hippies Lokal (1976). Sayang, usahanya mengalami kemunduran, dan PT Jiung Film dibekukan tahun 1979. Benyamin tidak selalu menjadi bintang utama di setiap filmnya. Seperti layaknya semua orang, ada proses dimana Benyamin “hanya” menjadi figuran atau paling mentok menjadi aktor pembantu. Dalam hal ini, paling tidak ada dua nama yang patut disebut, yaitu Bing Slamet dan Sjuman Djaya.

Walau sudah merintis karir sebagai “bintang film” lewat film perdananya, Banteng Betawi (Nawi Ismail,1971) yang merupakan lanjutan dari Si Pitung (Nawi Ismail, 1970), tetapi kedua nama besar itulah yang mempertajam kemampuan akting Benyamin. Dalam “berguru” dengan Bing Slamet, Benyamin tidak saja bekerja sama dalam hal musik – seperti dalam lagu Nonton Bioskop dan Brang Breng Brong. Tapi dalam hal film pun dilakoninya. Terlihat dengan jelas, di film Ambisi (Nya Abbas Acup, 1973) -sebuah “komidi musikal” yang diotaki oleh Bing Slamet – Benyamin menjadi teman sang aktor utama, Bing Slamet menjadi penyiar Undur-Undur Broadcasting.
Di film ini, sudah terlihat gaya “asal goblek” Benyamin yang penuh improvisasi dan memancing tawa. Di sini, dia berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Tukang Sayur. Tetapi, sebenarnya, setahun sebelumnya, Benyamin juga diajak ikutan main Bing Slamet Setan Djalanan (Hasmanan, 1972). Karena itulah, saat sahabatnya itu wafat pada 17 Desember 1974, Benyamin tak dapat menahan tangisnya. Dengan Sjuman Djaya, Benyamin diajak main Si Doel Anak Betawi (Sjuman Djaya, 1973). Dirinya menjadi ayah si Doel, yang diperankan oleh Rano Karno kecil. Perannya serius tapi, seperti stereotipe orang Betawi, kocak dan tetap “asal goblek”. Adegan terdasyat film ini adalah saat pertemuan antara abang-adik yang diperankan oleh Benyamin dan Sjuman Djaya sendiri, terlihat ketegangan dan kepiawaian akting keduanya yang mampu mengaduk-aduk emosi penonton.

Talenta itu direkam oleh ayah dari Djenar Maesa Ayu dan Aksan Syuman, dan dua tahun kemudian Benyamin pun main film sekuelnya, Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975). Kali ini Benyamin menjadi bintang utamanya, dan meraih Piala Citra. Yang menarik, lebih dari dua puluh tahun kemudian Rano Karno membuat versi sinetronnya. Castingnya nyaris sama: Rano sebagai Si Doel, Benyamin sebagai ayahnya – selain theme song-nya dan settingnya yang hanya diubah sedikit saja. Lagi-lagi Benyamin menjadi aktor pendukung, tapi kehadirannya sungguh bermakna. Sebenarnya ada satu lagi film yang dirinya bukan aktor utama, tetapi sangat dominan bahkan namanya dijadikan subjudul atawa tagline: Benyamin vs Drakula. Film itu adalah Drakula Mantu, karya si Raja Komedi Nyak Abbas Akub tahun 1974. Film bergenre komedi horor itu “memaksa” Benyamin beradu akting dengan Tan Tjeng Bok, si aktor tiga zaman. Begitulah, meski beberapa kali pernah tidak “menjabat” sebagai aktor utama, tetapi kehadirannya mencuri perhatian penonton saat itu. Penyanyi Beneran Tahun 1992, saat sibuk main sinetron dan film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) Benyamin mengutarakan keinginannya pada Harry Sabar, “Gue mau dong rekaman kayak penyanyi beneran.” katanya.
Maka, bersama Harry Sabar, Keenan Nasution, Odink Nasution, dan Aditya, jadilah band Gambang Kromong Al-Haj dengan album Biang Kerok. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut. Inilah band dan album terakhir Benyamin. “Di lagu itu, entah kenapa, Ben menyanyi seperti berdoa, khusuk. Coba saja dengar Ampunan,” jelas Harry, sang music director. “Mungkin sudah tahu kalau hidupnya tinggal sebentar,” imbuhnya.

Memang betul, setelah album itu keluar, Benyamin sakit keras, dan rencana promosi ditunda dan tak pernah lagi terwujud kecuali beberapa pentas. Di album ini, Benyamin menyanyi dengan “serius”. Tetapi, lagi-lagi, seserius apa pun, tetap saja orang-orang yang terlibat tertawa terpingkal-pingkal saat Benyamin rekaman lagu I’m a Teacher dan Kisah Kucing Tua dengan penuh improvisasi. Sementara lagu Dingin Dingin Dimandiin dan Biang Kerok bernuansa cadas. Dan Ampunanmu kental dengan progressive rock, diantaranya nuansa Watcher of the Sky dari Genesis era Peter Gabriel. Yang menarik, masih menurut Harry, saat Benyamin menonton Earth, Wind, and Fire di Amerika – saat menjenguk anaknya yang kuliah di sana – dia langsung komentar, “Nyanyi yang kayak gitu, asyik kali ye?”, dan nuansa itu pun hadir di beberapa lagu di album itu, salah satunya dengan sedikit sentuhan Lady Madonna dari The Beatles.

Benyamin yang sudah tiga kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Ia bukan lagi sekadar sebagai tokoh masyarakat Betawi, melainkan legenda seniman terbesar yang pernah ada. Karena itu banyak orang merasa kehilangan saat dirinya dipanggil Yang Maha Kuasa. Dari pelawak yang pernah tampil dalam variety show Benjamin Show sambil tour dari kota ke kota sampai Malaysia dan Singapura ini muncul banyak idiom atau celetukan yang sampai kini masih melekat di telinga masyarakat, khususnya warga Jakarta. Sebut saja, aje gile, ma’di kepe, atau ma’di rodok, yang semuanya lahir dari lidah Benyamin.

Akhirnya Benyamin Sueb menjadi figur yang melegenda di kalangan masyarakat Betawi khususnya karena berhasil menjadikan budaya Betawi dikenal luas hingga ke mancanegara. Celetukan ‘muke lu jauh’ atau ‘kingkong lu lawan’ pasti mengingatkan masyarakat pada Benyamin Sueb, seniman Betawi serba bisa yang sudah menghasilkan kurang lebih 75 album musik, 53 judul film serta menyabet dua Piala Citra ini.

Sumber : Karir-Up
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Sudahkah Anda Memaafkan


Cerpen : MAAFKU KARENA DIA
Kirana Kejora
Foto By : stevanus Okky)


By Kirana Kejora
Malam itu, aku menjadi moderator bedah buku antologi puisi seorang aktifis LSM yang kini jadi politisi, dan menjadi penghuni gedung bundar karena terpilih sebagai wakil rakyat dari sebuah partai besar. Bara Garuda, lelaki cerdas yang selalu charming di setiap penampilannya itu, menulis sebuah buku kumpulan puisi yang mengatasnamakan suara rakyat. Baguslah, jika memang itu berangkat dari keprihatinan atas negeri yang dia bela ini. Usai turun dari panggung, aku langsung menghampiri Delima, salah satu wartawati sebuah tabloid infotainment yang ingin menemui Bara karena berita yang muncul dari mantan istri Bara, Regi, seorang model papan atas yang masih terus mencari sensasi untuk mencuri perhatian Bara.
            “Ma, jangan terlalu menyudutkan atau menekan dia. Sepertinya dia tak seburuk itu. Kamu bisa melihat sendiri dari puisi-puisinya. Cintanya buat negeri ini begitu kuat melebihi segala. Jiwa patriotnya sangat besar. Please, aku memberitahumu keberadaan dia di acara ini, semata karena kamu sahabatku. Bukan karena profesimu. Sudah saatnya, teman-teman infotainment arif dalam menjalankan pekerjaannya. Negeri ini sudah bosan dengan segala cerita sampah para selebritis.”
            Lama aku membisiki Delima sebelum dia menghampiri Bara untuk melengkapi beritanya. Kumohon mencari kebenaran, bukan pembenaran tentang gossip Regi yang mengatakan, bahwa Bara memiliki wanita idaman lain, selingkuh, pacaran dengan anak seorang pengusaha besar sebelum menjadi anggota dewan, demi mendapatkan dana kampanye pencalonannya, hingga rela menceraikannya. Ah! Lagi-lagi selingkuh hanya untuk sensasi basi. Tak penting mencari kebenaran atau pembenaran cerita usang begitu, negeri ini sudah eneg, muak dengan sensasi murahan. Regi, mantan model papan atas yang butuh eksistensi diri setelah ketahuan perselingkuhannya dengan seorang sutradara muda yang sedang naik daun. Membosankan, menjengkelkan, itu-itu saja tayangan TV.
            Delima menganggukkan kepalanya pelan, lalu pandangannya mengarah ke Bara. Berjalan pelan menuju lelaki berusia 35 tahun yang sedang berpamitan ke mas Yo sebagai ketua paguyuban Sastra Reboan. Didampingi Akhsan, asisten pribadinya, ia melangkah keluar sebelum mata kami bertatapan. Ia menganggukkan kepala, tersenyum kecil kepadaku. Aku sedikit blingsatan melihat kilatan mata pisaunya. Begitu tajam, namun menyimpan keteduhan. Ah! Kenapa aku jadi terus memikirkan, bahkan sedikit kagum padanya?
            “Ehem! Hemmm!”
            Aku kaget dengan deheman mas Yo yang tiba-tiba sudah berdiri di samping kiriku. Lirikannya mengejekku, sepertinya ia tahu aku baru saja punya kekaguman kecil buat Bara yang selama ini tak pernah kuanggap siapa-siapa. Karena bagiku ia hanya sosok lelaki biasa, salah satu penampil acara kami. No more.
            “Menarik?”
            Mas Yo bertanya nggak jelas dengan nada datar sambil mengepulkan rokoknya dengan santai. Mata kami tertuju di panggung, melihat narsisnya, sahabat kami, Busyet yang menjadi MC abadi Sastra Reboan. Sebuah acara pasar seni yang berlangsung setiap hari Rabu akhir bulan di Warung Apresiasi (Wapres) Bulungan.
            “Menarik piye? Apanya? Ah! Biasa saja. Dia hanya lelaki biasa.”
            “Namun bisa jadi luar biasa. Nggak usah bohonglah, mata kamu bicara…”
            Mataku langsung melotot, mendengar ucapan mas Yo barusan. Kalau nggak mengingat banyaknya pengunjung malam itu, sudah ku timpuk punggungnya yang mulai lenyap di telan keriuhan penonton menyaksikan aksi panggung musikalisasi puisi bang Jodhi Yudhono, wartawan yang suka berpuisi dan bermusik. Lumayan bagus karya-karyanya, balada humanis penuh romansa.
Dari sisi kanan panggung kecil itu, aku bergeser, dan duduk di samping mbak Weny yang sibuk mendata buku-buku baru yang baru masuk dan akan ikut dipajang di meja tamu, dan kak Ochi yang sedang menulis berita acara pasar seni rakyat yang akan di unggah malam itu juga di harian on line Budaya Negeri.
            “Nanti jadi sahur bareng kan? Rencana lebaran mudik kapan?”
            Mbak Ilenk, si bendahara paguyuban, berdiri di sampingku, sambil mengambil kotak amal di depanku buat di jalankan, keliling ke semua penonton, mencari sumbangan dana, kerelaan menyisihkan uang buat kas seikhlasnya.
            “Sahur ya deh, ikutan. Hanya mudiknya yang belum tahu.”
            “Kalau jadi H minus 2, bareng aja.”
            Mbak Ilenk, tak menunggu jawabanku, ia terus membaur ke penonton sambil membawa kotak amal buat kelanjutan acara seni murah meriah, namun mahal dari segi apresiasinya itu.
            “Sudah, temui saja dia buat Bintang. Bagaimanapun, kamu harus bunuh egomu sebagai manusia dewasa. Bintang sudah terluka, apakah kamu akan terus membiarkannya sakit? Saranku, penuhi permintaannya. Ia surga bagimu. Bersyukurlah, bidadari mungilmu itu begitu cerdas. Mau menerima keadaan, ia kini mulai menuntut haknya.”
            Kak Ochi menimpali tanya mbak Ilenk. Ia tahu keraguanku pulang Lebaran ini karena aku masih berat untuk menyanggupi permintaan Bintang. Gadis kecil itu merengek, kini ia sudah berusia 8 tahun, namun ia mulai banyak bertanya tentang ketidaknormalan keluarganya. Ia menuntut!
            Suara kecilnya masih terngiang beberapa hari lalu. “Mama Lebaran pulang ke Ngawi, nyekar Mbah Kakung dan Mbah Putri. Tapi mama harus salaman dengan papa dulu.”
            Aku mati kata. Tak sanggup menanggapi pernyataan sekaligus permintaan yang wajib ku penuhi itu. Sebuah permintaan tanpa duga yang begitu sulit untuk aku iyakan. Cukup membuatku kaget dengan tuntutan hakim kecilku itu. Tak mudah untuk kembali bertemu, bertatap pandang, apalagi menjabat tangan lelaki itu. Masih terasa ngilu, luka-luka kemarin. Nanahnya belum begitu kering meski air mata ini telah habis. Wanita memang tempat salah iris, pengiris dosa tragis, tempatnya vonis. Ketidakadilan sering menghampirinya. Entah ini sebuah pembelaan, pembenaran atau protesku akan kandasnya semua yang telah kami bangun selama ini. Pernikahan bagiku hanya sebuah jembatan untuk lahirnya Gerhana dan Bintang. Dua energi terbesarku lima tahun setelah perceraianku dengan Laga. Lagi-lagi perselingkuhan awal dari kehancuran rumah tangga ini. Klise! Namun aku bertekad untuk mengumpulkan kepingannya demi anak-anak titipanNya. Aku seorang ibu yang harus kuat dan wajib menyembuhkan luka psikis dua matahari itu.
            “Maaf bu, tiketnya.”
            Lamunanku menjelang Shubuh di atas kuda besi yang membawaku ke Surabaya itu menjadi buyar karena sapaan ramah si bapak petugas kereta api eksekutif, Argo Anggrek yang meminta, mau memeriksa tiketku. Segera aku rogoh saku tas hijau lumut yang selama ini begitu setia membawa laptop dengan segala tetek bengeknya. Kuberikan tiket yang telah berlubang dua, karena pemeriksaan sebelumnya ke bapak setengah baya yang berseragam rapi itu.
            Pemeriksaan tiket terakhir. Artinya tinggal 2 jam lagi aku sampai ke stasiun Pasar Turi. Sengaja aku tidak memilih naik pesawat, karena aku ingin berlama-lama di jalan, memikirkan apa yang akan terjadi jika permintaan Bintang aku penuhi. Dan memilih H minus 1 karena masih banyak keraguan, kegamangan yang tersimpan. Nampaknya aku kurang mensyukuri segala anugerahNya atas Gerhana dan Bintang yang tumbuh menjadi anak-anak smart, sehat, mandiri, pintar dan bijak menyikapi keadaan. Broken home not broken time! Thanks God!
            Sampai di stasiun, pak Darmin, sopir taxi Gold telah menunggu di pintu keluar. Dengan senyum ramahnya, bapak tua itu menjabat tanganku, lalu buru-buru mengambil alih tas koperku yang sebenarnya tak seberapa besar dan berat. Memasukkan ke bagasi taxi yang telah diparkirnya tepat di depan pintu keluar. Pak Darmin, sopir taxi yang selama ini tahu benar semua kegundahanku, lima tahun meninggalkan Surabaya untuk mengejar obsesi ke Jakarta, menjadikan novelku sebuah film, meski belum juga terwujud hingga kini. Namun aku terus gigih berjuang menjadikan novel Elang menjadi film besar, kelas festival yang bisa mendunia. Terlalu muluk, namun sudah tiba saatnya negeri ini digugah, digugat, diubah dengan karya seni besar agar tak lama-lama tertidur pulas dalam ketidakmakmuran, ketidakadilan, dan kecarutmarutan bangsanya. Ah! Begitu idealis aku dengan semua obsesi karya seni yang sebenarnya jika ku akui, ini adalah sebuah pelarian. Pelarian positif menghidupkan jiwa yang hampir mati karena hancurnya rumah tangga. Kadang aku bertanya, apakah aku punya karya besar dengan harus melewati semua kehancuran pernikahanku? Tanya bodoh yang tak perlu jawaban. Full time writer sudah jadi pilihan. Berkesenian secara independent, idealis sudah jadi pilihan dengan segala resiko. Bicara denganku selalu bicara semangat. Namun kadang aku merasa naïf. Hidupku sendiri tak baik kini. Meski aku tetap ingin dan berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku. Curhat colongan sering aku lakukan ketika aku dipanggil jadi pembicara acara-acara khusus untuk perempuan. Motivator dari orang seni untuk sesama membangkitkan para perempuan. Selalu kutekankan tag line yang kubawa. Derita adalah sebuah kekuatan, bukan kematian! Menulislah wahai para perempuan, menulis itu obat sakit jiwa!
            Tiba-tiba lamunan dunguku buyar karena mataku menatap seorang gadis kecil telah berdiri di samping kiri taxi, sambil tangannya meremas ujung daster Barbie-nya. Tuhan, Bintang matanya begitu berbinar menatapku, melihatku datang. Segera kubuka pintu, ia langsung memelukku dengan erat, lalu tiba-tiba sesenggukan menangis di pundak kananku. Dia begitu kangen, bodoh sekali aku. Sudah lima bulan tidak menjenguknya karena sok sibuk dengan segala obsesiku di Jakarta. Maafkan mama sayang!
            Tiba saatnya aku harus menyiapkan mental bajaku. Wajah angkuh tak terkalahkan. Ya. Hari itu acara sungkeman ke ibu. Eyang Putri yang selama ini merawat dengan baik Gerhana dan Bintang. Ibu mantan mertua yang begitu dekat denganku. Yang bijak bersikap buat kebaikan dua cucunya. Karena sebelum kami cerai, beliau sudah hidup dengan kami, serumah sejak Bintang bayi. Dua cucu terdekatnya adalah anak-anak. Hingga kami cerai, jalan terbaik menurut beliau adalah anak-anak hidup bersama beliau buat keadilan. Buat perbaikan psikis anak-anak. Karena setelah cerai aku tak pernah mau bertemu dengan Laga, anak lelakinya yang telah menyakitiku dengan perselingkuhannya. Tanpa menerima sedikitpun alasannya, aku segera gugat cerai begitu tahu fakta hubungan bisnisnya dengan Wilda, teman SMU-nya yang memang telah lama mengincarnya, menjadi hubungan layaknya suami istri. Harga diriku terinjak, hancur dan rasa tubuh ini menjadi sampah yang siap dibakar dan dihanguskan. Lebih baik aku gugat daripada terhina begini. Saat itu tak ada maaf, tak ada terpikirkan sedikitpun tentang psikis anak-anak. Selain karena banyak obsesi lamaku yang belum terwujud, aku harus ke Jakarta, mengingat Surabaya bagiku masih menjadi nerakanya penulis. Aku nggak bisa berkembang dengan baik di sana dengan bekerja sebagai script writer TV lokal dan freelance writer beberapa media lokal. Meski anak-anak hak asuhnya padaku, namun aku begitu paham perasaan ibu yang akan kehilangan jika anak-anak ku bawa.
            “Kamu belum siap membawa anak-anak. Jakarta masih begitu besar. Hutan belantara yang belum siap anak-anak masuki. Bukannya ibu sok menguasai. Ibu tahu Laga salah. Katakan sekarang ibu ingin merawat anak-anak untuk menebus semua kesalahan Laga.”
            Aneh memang hubungan kami. Mantan mertua dan mantan menantu yang sering terlihat jalan bersama, begitu akrab. Bahkan banyak yang mengira, beliau ibu kandungku. Mengingat ibu dan ayah kandungku telah meninggal. Dan cerai bagi keluarga besar adalah aib keluarga. Laga juga pilihanku sendiri. Pernikahana dini yang sebenarnya dulu belum begitu terrestui.
            Selama lima tahun kututupi kisah laraku dari keluarga besar. Selama  itu pula aku tak pernah pulang setiap kali Lebaran. Dengan berbagai macam alasan yang masuk akal. Mengingat aku seorang penulis, bagiku itu tak sulit untuk berkelit. Karena berkumpul dengan keluarga besar saat Lebaran, reuni keluarga yang sering membosankankan karena yang selama ini ada hanya buat ajang pameran kebesaran. Materi dan jabatan. Meski tak semuanya demikian. Namun perceraian bagiku sudah pukulan telak yang akan mematikanku ketika mereka tahu ini. Lima tahun cukup bagiku untuk menyembunyikan semua. Tiba saatnya aku membuka, jujur bercerita tentang kebodohon pilihan.
            Lewat telepon kepada Om Yos dan Om Jit, adik ibu alm. tersayang yang begitu bisa menerima semua kebohonganku, kejujuran yang wajib kubuka. Karena anak-anak masih tetap harus merasa memiliki keluarga besar. Mereka punya hak untuk mengenal dan berkumpul bersama para sepupu, adik, kakak, tante, om maupun nenek kakek mereka.
            “Silaturahmi itu memperpanjang umur dan menambah rejeki. Jangan pernah kamu memutuskan hubungan anak-anak dengan keluarga besar. Sudah cukup, 5 tahun memendam semua. Ibu pikir ini waktu terbaik buat membuka semua. Salam maaf dari ibu buat seluruh keluarga besar karena ibu tak bisa mendidik Laga menjadi seorang suami yang baik bagimu.” SMS ibu dua minggu yang lalu memberiku kekuatan untuk menghadapi keluarga besar.
            Usai sholat Idul Fitri, semua anak-anak Ibu kumpul lengkap dengan keluarganya. Tiba giliran sungkeman. Dadaku gemetar ingin mengeluarkan racun yang mulai merajami tubuhku, mengingat sekian menit ke depan aku harus penuhi permintaan Bintangku. Tita adik Laga dengan suami dan anaknya selesai sungkeman, lalu menjabat tangan dan memelukku, kami saling memaafkan. Menyusul Dipa dengan istrinya yang sedang hamil tua juga melakukan hal yang sama. Hubunganku dengan semua mantan ipar memang tak berubah, meski semua menyesali keadaan. Namun bagiku pilihanku sudah tak bisa ditawar.
Rasanya pagi itu ingin segera memboyong anak-anak ke Ngawi, sowan keluarga besar, meminta maaf atas segala kebohonganku saat pak Darmin sudah memarkir mobilnya di depan pagar rumah. Setelah semua makan ketupat Lebaran lengkap dengan opor ayamnya. Ku dengar deru kendaraan berhenti di belakang taxi pak Darmin. Degh! Jantung berdegup sangat kencang. Pasti dia dengan Wilda yang telah jadi istrinya lima tahun lalu. Mereka menikah setelah Wilda menangis-nangis di depan Ibu, minta dinikahi Laga setelah tahu surat cerai kami keluar. Dia bilang dia hamil, meski sampai sekarang nyatanya tak ada anak seorangpun lahir dari rahimnya. Yah, orang menanam akan memetik hasilnya, itu saja bathinku saat tahu ternyata demikian liciknya perempuan itu. Meski semua tak terlepas betapa rakusnya lelaki yang tak puas dengan satu perempuan syahnya!
            Mataku beradu pandang dengan Bintang yang sedang kusuapi. Ia lalu melekatkan tangan kanannya ke dadaku. Sembari berbisik dengan mimik kecemasan.
            “Ma, mama nggak papa kan? Mama jangan marah. Papa datang…”
            Tersenyum kecut aku dibuatnya. Lalu dia mengambil piring yang kupegang, menatapku sejenak dan berjalan ke ruang belakang. Bergabung dengan Gerhana dan Rubby sepupunya. Aku begitu salah tingkah. Sialan bathinku. Kenapa aku harus berada pada kondisi yang sangat tidak mengenakkan ini?
            Aku buru-buru masuk kamar, menutup pintu, mengelap keringat yang mengucur dari dahi. Rumah ini memang rumah gono gini, kami masih sama-sama punya hak. Namun atas kesepakatan bersama melalui ibu, rumah ini menjadi milik anak-anak, dan kami sama-sama punya kebebasan untuk menempati dan menemui anak-anak.
Tiba-tiba ada wajah mungil menyembul di balik jendela kaca. Bintang menatapku, matanya mengisyaratkan aku harus segera penuhi janjiku. Segera ku atur nafas panjang, kuhempaskan dalam-dalam. Mata kejora Bintang masih terus menatapku, menekanku untuk segera keluar dari kamar. Lebaran yang sangat berat sayang!
            Segera ku buka kamar dengan memasang wajah angkuhku. Ternyata di ruang tengah hanya tinggal Ibu dan Laga yang duduk berdampingan. Ibu menatapku, Laga menunduk. Aku diam berdiri di depan kamar, bak patung bernyawa yang siap roboh. Ah! Dimana kekuatanku? Aku tak sanggup menatap Laga, malas dan tak penting lagi bagiku.
            “Kalian sudah tua. Lihat anak-anak. Ibu ke belakang dulu.”
            Perempuan separuh baya itu sengaja membuat kami berdua. Terlalu bodoh mungkin jika kalian masih seperti anak-anak. Main kucing-kucingan, tak saling mau tahu karena egois. Mungkin demikian bathin ibu.
            Tiba-tiba Laga berdiri, tanpa basa basi menjabat tangan yang dengan ragu aku sambut, lalu begitu erat memelukku. Menahan tangis, lirih berbisik,”Aku minta maaf…”
            Mata kejora gadis kecil kami begitu berpijar, namun berkaca-kaca melihat peristiwa langka nan aneh itu. Kedua telapak tangannya lekat menyentuh kaca jendela penyekat ruang tengah dan ruang belakang. Ia sengaja melihat, menyatakan kesungguhanku untuk memaafkan papanya, meski ia sendiri tak tahu apa yang telah terjadi diantara kami.
Aku tak bisa menjawab apa-apa. Segera ku lepas pelukannya. Kami sama-sama diam. Aku segera melupakan pelukannya. Permintaan maafnya. Bagiku ini hanya sebuah acara formalitas buat Bintang semata. Memuaskan hatinya, membahagiakannya Lebaran ini.
            “Ma, kenapa tadi mama nggak mencium papa? Kok hanya pelukan?”
            “Hus! Bintang!”
            Gerhana yang biasanya tenang, diam, kalem, tiba-tiba membentak Bintang. Nampaknya ia tahu ibunya tak begitu nyaman dengan pertanyaan adiknya. Pak Darmin yang telah meluncurkan mobil yang kami tumpangi hingga jalan raya Jombang, langsung menghidupkan CD yang kupesan untuk mencerahkan, mencairkan suasana. Lelaki tua itupun sebatang kara, ia tak pernah menikah karena cinta sejatinya hanya buat Suwarti, kekasih hatinya yang telah meninggal tigapuluh tahun yang lalu karena kecelakaan saat mereka akan menghadap orang tua Suwarti, melamarnya. Cintanya begitu kuat kepada perempuannya. Kisah yang begitu langka pak!
            “Ada sajadah panjang terbentang, dari kaki buaian…sampai ke tepi kuburan hamba..kuburan hamba bila mati…”
            Air mata yang lima tahun ini telah mengering, akhirnya meleleh, membuat aliran sungai-sungai kecil di kedua pipi tirusku. Mendengar lagu nan sejuk dari puisi Taufik Ismail yang tersenandung merdu dengan suara Sam Bimbo. Lagu-lagu rohani yang kembali menjadi telaga, menyejukkan hati. Karena bagaimanapun semua kembali kepadaNya. Sang Pemilik Ruh!
            Tiba-tiba ada tangan mungil yang menghapus kedua pipiku. Gerhana, si cool boy, perjaka kecilku yang baru masuk SMU yang begitu mirip wajahnya dengan papanya itu nampak diam, menatap keluar. Mungkin hatinya sedih atau bahagia karena kedua orang tuanya telah saling memaafkan, meski ia tak tahu hati ibunya masih seperti apa kini. Bintang menyandarkan tubuh mungilnya ke dada kiriku, sambil tangannya mengusap air mataku, dan air matanya. Ampunilah kami yang tak pernah bisa mensyukuri segala nikmat dan terlalu sering mengingkari, menyakitiMu.
            “Bentangkan samudera jabat salam. Dan bersama kita berenang dalam kebeninganNya. Minal Aidzin Walfaidzin mohon maaf lahir & bathin”
            Ku baca SMS dari Bara Garuda yang nampaknya mulai ikut menyejukkan telaga hati Lebaran tahun ini. Terima kasih ya Allah. Rahasia apa lagi yang akan Kau beri?
Surabaya, 28072010
Tetap denganMU kepergianku, buat bidadari mungil & pangeran kecil
                       
Dimuat di Majalah Kartini Edisi Lebaran 2277

Cerpen ini menggambarkan keikhlasan mengampuni, sesakit apapun diri kita. Jangan biarkan tembok keangkuhan membatasi pintu maaf. Bayangkan berapa banyak dosa yang telah anda lakukan selama ini, bila saja besok pagi kiamat, apa yang anda persiapkan? Keangkuhan kita, kesombongan kita.


Hari ini kita belajar dari tulisan Kirana Kejora

Memaafkan bukanlah sesuatu yang hina, kendati masih ada embel-embel demi anak, memaafkan  tetap memaafkan. Denga memaafkan orang, berarti kita sudah menyelamatkan satu jiwa baru, yang mungkin selama ini merasa sangat bersalah karena sudah menyakiti hati anda.


Mari kita menjadi jiwa-jiwa pemaaf, jangan tunggu sampai kita terlalu tua, dan mungkin tidak sempat lagi untuk menjadi penyelamat jiwa. Seburuk apapun diri anda, hari ini juga, angkat kaki anda untuk melangkah, berjalanlah kearah orang yang menyakiti anda, katakanlah padanya, "Ya, saya memaafkan anda." Jauh sebelum dia memintanya pada anda.


Jadilah berarti untuk diri sendiri, dan banggakanlah diri anda karena anda pemaaf, dan bukan si keras hati. Seperti Filosofi JADI KOPI Jadilah dinamis, dan menjadikan musuh-musuh kita sebagai bagian dari hidup kita, jadikan mereka harum, jadikan mereka nikmat, jadikan mereka bermakna, dan jadikanlah itu semua karena anda.


Jadi apa yag anda tunggu?



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Selasa, 14 September 2010

Penemu Bohlam Itu Dipaksa Keluar Dari Sekolah Lantaran Bodoh dan Tuli

Tomas Alva Edison


Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut,

Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.
Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ”anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”

Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.

Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.

Thomas Alfa Edison gagal--ratusan, bahkan ribuan kali gagal. Tetapi dia bukanlah orang yang mudah menyerah. Tiap kali gagal, dia bangkit dan mencoba lagi.

Ketika sekolah, dia gagal. Terlalu banyak berimajinasi dan duduk di belakang kelas, dia tak menggubris para guru yang mengajar.

Ketika mulai menjadi penemu, dia gagal. Ribuan bahan filamen harus dia coba-- ribuan kegagalan.

Ketika dia ditanya, mengapa begitu keras kepala, jawabannya: "Sukses saya baru datang ketika kegagalan telah habis.

dan uniknya, saat ia berhasil menemukan lampu yg menyala, namanya masuk dalamHEADLINE koran, yg bunyinya :

"Setelah 9.955 kali GAGAL menemukan lampu, akhirnya edison berhasil menemukan lampu yg menyala"

lucu nya, Edison MARAH dengan bunyi Headline tsb, ia mendatangi redaksi Koran tsb dan minta bunyi Headline nya diganti..

Akhirnya, besoknya koran itu mengganti headline nya menjadi :
"Setelah 9.955 kali BERHASIL menemukan lampu yg 'Gagal Menyala' , akhirnya Edison berhasil menemukan lampu yang menyala"
 

Bayangkan saja bila Nancy Edison putus asa dengan surat dari guru Tommy, mungkin sampai hari ini dunia masih gelap gulita.

http://www.cahcawas.co.cc/2010/06/10-kisah-sukses-dari-orang-bodoh.html, http://jzijzi.files.wordpress.com dan beberapa sumber lain.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Berapa Kali Anda Mengalami Kegagalan Dalam Hidup?

  • Pada tahun 1831 ada seorang pemuda yang mengalami kebangkrutan dalam usahanya.
  • Setahun kemudian ia kalah dalam pemilihan dewan tingkat lokal.
  • Tahun berikutnya ia kembali mengalami kebangkrutan.
  • Kemudian dua tahun selanjutnya istrinya meninggal.
  • Setahun kemudian ia hampir masuk rumah sakit jiwa.
  • Kemudian pada tahun 1837 ia kalah dalam sebuah kontes pidato.
  • Lantas, tiga tahun berikutnya ia kalah dalam pemilihan anggota senat, ia juga kembali kalah untuk duduk sebagai dalam kongres pada tahun 1842.
  • Ia gagal lagi saat mencoba pada tahun 1848 dan 1855.
  • Tapi ia terus maju dan kembali gagal saat mencalonkan diri jadi wakil presiden pada tahun 1856.
  • Saat mencoba masuk senat pada 1858 ia kalah lagi.
  • Tapi, dengan keyakinan kuat, ia akhirnya justru jadi presiden pada tahun 1860.



Orang yang tak kenal putus asa itu adalah Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat.

Bagi anda yang hari ini gagal, dan nyaris bunuh diri, bahkan tak jarang Tuhan jadi sasaran kemarahan anda, mungkin anda harus mempertimbangkannya lagi.

Edison dan Sanders akan tertawa remeh, melihat kita menyerah sebelum mencoba ribuan kali.
-Richardo PW-


http://www.andriewongso.com/awartikel-291-Tahukah_Anda-Abraham_Lincoln dan beberapa sumber lain.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Apa Kamu Bisa?

Ditulis Oleh : Stevanus Okky ( Mantan siswa Goblok)



Dulu, Dulu banget...saat saya baru duduk di bangku kelas 1 SMU, ada sebuah audisi untuk sebuah majalah sekolah, tentunya di sekolah yang baru saya duduki bangkunya tadi. Karena saya suka nekat dan ingin mencari suatu kegiatan baru (selain main gitar dirumah selepas pulang sekolah), saya putuskan untuk ambil bagian didalamnya. Layaknya remaja pada umumnya, semangat saya sangat menggebu-gebu saat itu, langsung saja tawaran itu saya jawab dengan jari telunjuk mengacung keatas, "Saya mau!" dan saat itu saya orang pertama dikelas yang mengajukan diri.

Tak selang beberapa lama, guru Bahasa Indonesia dengan senyum kecut nya, menunda pencatatan diri saya di daftar calon anggota majalah sekolah itu. Hal yang paling mendasar dan mungkin bisa diterima, adalah syaratnya yang sangat eksklusif, 'Calon Peserta Adalah Siswa Rangking 1 dan 2, atau Memiliki Danem Tinggi', sontak saya terkejut sembari menahan malu, karena kenyataanya, saya sama sekali tidak masuk kategori.

Guru itu lantas mencari kandidat baru, dengan alasan, saya adalah cadangan jika tidak ada lagi calon dikelas itu. Tindakan itu adalah cambuk buat saya, sehina itukah saya?se elegan itukah majalah sekolah? Karena tidak satupun mau, keputusan pun jatuh pada saya dan seorang lagi siswi cantik dengan nilai tinggi. "Okky, apa kamu bisa?kamu goblok gitu," oloknya didepan 50 siswa. Dengan santai saya jawab, "Orang tua saya tidak pernah meragukan saya saat saya belajar jalan, jadi kenapa saya harus ragu?" jawab saya tegas.

'Pertempuran' pun dimulai, satu tahun pertama, saat itu masih anggota junior, saya berhasil mengumpulkan artikel saya jauh sebelum tanggal deadline, satu tahun kedua, saya berhasil dipilih mnenjadi ketua baru, atau bahasa keren-nya, Pimpinan Redaksi. Sejumlah perubahan saya lakukan, mulai penggunaan bahasa baku, rekrutmen yang tidak lagi mementingkan nilai, pengakuan kemampuan personal, hingga look majalah yang baru. Saya berhasil melampaui siswi cantik dengan nilai terbaik itu.

Prestasi Jurnalis SMA Terbaik, berhasil saya raih, dan kepercayaan teman-teman, guru, kepala sekolah, hingga guru pematah semangat tersebut, beralih pada saya, siswa bodoh dan bahan olokan.

Lepas dari pendidikan Putih Abu-abu tersebut, selang beberapa tahun tentunya, saya putuskan untuk meneruskan hobi saya sebagai Jurnalis dengan melamar sebagai wartawan di media lokal. Dengan semangat olokan dulu, saya berhasil menjadi Koordinator Liputan, Redaktur, hingga Humas dalam 2 tahun masa kerja saya.

Bukan Prestasinya yang menjadi inti tulisan ini, tapi saya berhasil menaklukan momok ejekan yang selalu menjadi ganjalan selama ini. Guru pematah semangat itu sekarang berbalik malu saat melihat saya di reuni sekolah. Tapi tanpa saya sadari, Guru itu sudah berubah menjadi Guru Pembakar Semangat saya. Saya peluk dia, dan saya katakan, "Terima kasih atas ejekan ibu dulu."

Hari ini saya megajak anda untuk melakukan apa yang ingin anda lakukan. Sekecil apapun itu, serendah apapun diri anda, jika kemauan itu dapat merubah hidup anda menjadi lebih baik, Lakukanlah!

Jadikan ejekan, hinaan, dan hambatan sebagai batu lompatan. Niat anda lebih berharga dari sebuah angka akademis, prestasi nilai, taraf hidup, kekurangan fisik, minoritas suku, dan apapun yang membuat anda berbeda dengan lingkungan anda.

Hidup kita mahal, karena pembuatnya adalah maestro terhebat, Ilmuan dari segala ilmuan, dan tidak ada yang boleh merendahkan anda didunia ini, karena Tuhan menciptakan anda dengan Sempurna.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Sebelum KFC Berhasil, Kolonel Sanders Harus Ditolak 1007 Restoran Saat Menawarkan Resep Original Recepies KFC, dan Baru Diterima Oleh Restoran ke 1008

Harland D. Sanders lahir pada tahun 1890 di sebuah ladang yang berdekatan dengan Hendryville, Indiana. Ayahnya meninggal ketika ia berusia enam tahun. Itu menyebabkan ibunya harus bekerja sebagai tukang jahit baju sedangkan ia juga terpaksa menjaga adik - adiknya yang masih kecil. Pada saat itulah ibunya mengajarkan seni masakan daerah.

Tidak berapa lama setelah ibunya kawin lagi, Harland D. Sanders yang pada saat itu berusia 12 tahun telah berhenti sekolah. Dia keluar rumah untuk mulai bekerja. Di antara pekerjaan awalnya termasuk bertani, penyelia pekerjaan landasan kereta api, kondektur, penjual asuransi, masinis, kapal uap, dan masih banyak lagi. Akhirnya, Harland D. Sanders membuka sebuah terminal layanan yang sukses di mana dia menyediakan masakan istimewa kepada para pelanggan - ayam goreng, semeja 6 orang.

Nampaknya nasib malang merupakan teman setia Sanders. Pada tahun 1939, bisnisnya terpuruk dan nyaris bangkrut. Tanpa rasa putus asa, Sanders mendirikan sebuah restoran dan motel dengan gaya baru. Siapa pun yang ingin mengunakan telepon umum atau hendak ke toilet wanita harus melalui replika kamar motelnya yang terdapat di situ.

Iklan ini sukses untuk mengembangkan bisnis motelnya. Ketika pendapatan yang di peroleh agak bagus, satu masalah lain muncul. Ada jalan raya baru yang membuat semua pelanggan lebih suka lewat jalan baru itu sehingah tidak melewati motelnya. Tingkat hunian motel mulai merosot, dan Sanders melelang semua bisnisnya . Namun hasil jualannya hanya cukup untuk membayar hutang yang ada.

Meski Harland D. Sanders sudah berusia 66 tahun ketika itu, ia tidak mempunyai apa-apa yang dapat dibanggakan. Dengan hidup di bawah tanggungan dinas sosial, Sanders berencana mencari segmen pasar baru yang sesuai. Satu-satunya harta paling bernilai yang dimilikinya adalah resep rahasia yang di beri nama "ayam goreng kentucky".

Menjelang tahun 1956, Sanders harus meyakinkan 1008 restoran dengan uang pensiunan tidak lebih dari US $ 105, guna memasak dan menjual ayam goreng Kentucky ; dan memberinya US $ 4 sen sebagai royalti untuk setiap potong ayam goreng yang terjual. Gembira dengan kesuksesan yang di peroleh, Sanders lalu memuati mobil pikap model 1946 miliknya dengan 50 resep ramuan bumbu dan sebuah periuk untuk ditawarkan kepada beberapa orang yang mau membeli waralaba resepnya. Menjelang tahun 1960, sebanyak 400 buah restoran di Amerika dan Kanada telah meyediakan ayam goreng Kentucky.

Dalam waktu 4 tahun, jumlah tempat jualan ayam goreng Kentucky telah meningkat menjadi 650 restoran dengan omset penjualan per tahun bernilai US$37 juta. Saat ini terdapat hampir 10.000 restoran ayam goreng kentucky di seluruh dunia dengan lebih dari 200.000 karyawan dan omset penjualan per tahun lebih dari US$8.2 milyar.

Sumber : http://www.enformasi.com/2008/09/sejarah-kentucky-fried-chicken-kfc.html dan beberapa sumber lain.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...

Kenapa Harus Kopi?

Mungkin itu pertanyaan yang muncul saat anda membuka Blog ini. Kenapa Kopi? Bukankah kopi itu pahit? bukankah kafein itu buruk buat kesehatan? dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang muncul di benak anda.

Kopi, mungkin kita telusuri dulu apa itu kopi, minuman yang dibuat dari biji kopi yang digoreng, ditumbuk (dihaluskan), lantas dilarutkan dengan air panas bersama denan gula, dan banyak campuran lain sesuai selera. Kopi memang mengandung banyak zzat yang bisa dibilang kurang bersahabat bagi tubuh. Ok, langsung saja, karena saya tidak berjualan kopi disini.

Blog ini terinspirasi dari buku yang saya beli di toko buku terdekat. Buku tentang motivasi kerja, "The Ways BUSINESS WISDOM" Karangan Bonnie Soeherman, dkk. Dalam buku itu saya dapatkan filosofi baru tentang kopi (dari halaman STARBUCKS).


Setelah saya simpulkan, isinya seperti ini :

Pikirkan sebuah Wortel, Telur, Kopi, dan Air Panas di kompor yang tetap menyala. Wortel, Jika kita memasukkan wortel kedalam air mendidih selama beberapa menit, apa yang terjadi? lambat laun wortel akan melunak dan mudah hancur. Telur, Masukkan Telur kedalam kedalam air mendidih, apa yang terjadi? telur yang cair tadi akan mengeras. Sekarang Kopi, masukkan kopi kedalam air mendidih, kopi memilih untuk tidak merubah dirinya, secara alamiah kopi akan melebur kedalam larutan air tersebut, tidak butuh waktu lama, kopi akan merubah seluruh warna air tersebut dan mengeluarkan bau harum.

Mari kita cermati ; Wortel, Telur dan Kopi adalah pribadi kita, dan air mendidih adalah proses kehidupan, kita pilih kearah mana kita akan berlangsung. Jadi wortel kah? yang semakin diterpa pergumulan akan semakin lembek? atau mungkin menjadi Telur, yang semakin sombong dan mengeras. Kalau saya pilih jadi kopi, dinamis, dapat membaur, menghasilkan karya bagi sesama, dan juga tetap menjaga rasa dan pikiran kita, selarut apapun air itu. (Amin)

Banyak ide kreatif muncul dari secangkir kopi, tidak hanya itu, kopi kerap menjadi teman dalam menyelesaikan tugas kantor, tugas kuliah, atau bahkan pelengkap sharing maupun hanya ingin sekedar kumpul-kumpul.

Pilihan ada ditangan anda...

Dari Filosofi tadi saya ingin siapa saja yang berkunjung, maupun yang nyasar karena salah web, mau untuk saling berbagi cerita, ide kreatif, dan nantinya menjadi sarana komunikasi dan menjadi motivasi bagi siapa saja tanpa terkecuali.

Saya mengajak siapa saja untuk ikut memposting tulisan ke blog ini, dengan mengirimkan tulisan anda ke, schatz.creative@gmail.com dan saya akan mempostingnya atas nama anda. Kirimkan foto dan data diri agar terjadi hubungan saling berkesinambungan, sehingga dapat membentuk forum positif melalui dunia maya.

Saya tidak memungut biaya apapun dalam setiap pemuatan tulisan, selama tulisan itu berguna dan dapat dibaca oleh siapa saja yang berkunjung ke Blog ini, dan juga selama tidak berbau promo, SARA, Pornografi, dan hinaan. Mari kita dewasakan pikiran untuk berbagi dengan sesama.

Salam Damai,
Stevanus Okky

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Ver receta completa...
Siguiente Inicio
 
Make Share With A Cup Of Coffee Template Copy by Blogger Templates | Schatz |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES