Sabtu, 06 November 2010

Tuhan Memang Satu

Tuhan memang satu, kita yang tak sama…
- Marcell-Peri Cintaku –

Hmm.., kata-kata yang indah dari seorang marcell yang penuh filosofi. Setidaknya kita semua paham, bahwa Tuhan adalah super power, sang Maha dari segala-galanya. Namun esensi itu kian bergeser, kini Tuhan seakan dibagi menjadi beberapa hal dan bentuk. Betapa sadisnya, Manusia membeda-bedakan esensi Tuhan, yang pada dasarnya adalah sama.
            Mari kita berkias balik, apa Tuhan yang kita sembah pernah membedakan kita, apa Dia memilih untuk menumpahka berkatnya pada kita manusia. Kerap kali kita menganggap Tuhan adalah agama, dan naasnya, Tuhan dijadikan komoditi pencarian umat. Hmm…, Dunia yag berubah, atau manusia yang semakin pintar?
            Seakan kita lupa, bahwasanya Tuhan punya satu sifat, yaitu Maha bijaksana, apa jadinya bila kita memikirkan ibadah bila tidak ada Tuhan didalamnya, atau mungkin kita beramal jika tidak ada ketulusan?
            Beberapa bulan yang lalu, saat saya liputan disalah satu daerah bencana, saya mendengar seorang anak melontarkan pertanyaan polos pada ibunya, “Ma, tadi aku lihat Tuhan, lho,” katanya. “Oh, ya? Dimana?” jawab ibunya, “Tadi temenku jatuh, terus ada bapak-bapak yang nolong dan bawa kerumah sakit, terus waktu temenku sudah diobati, bapak itu udah ga ada,” kata anak itu lagi. Lantas sang ibu hanya bisa tersenyum bangga.
            Setidaknya anak itu melihat Tuhan dengan cara pandang lain, yaitu dari ketulusan, keikhlasan, dan kebaikan orang lain. Begitulah seharusnya kita memandang Tuhan, dengan hati, dan bukan mata, maupun ucapan. Seakan kita lupa bahwa Tuhan adalah pengasih, sering kali saat kita sehat, kita membeda-bedakan golongan, ras, terlebih agama, namun saat bencana melanda, dan saat kita membutuhkan pertolongan, apa kita masih melihat agama, dan hal lainnya sebagai pembantu kita.
            Seandainya kita benar-benar manusia yang banyak khilaf, apakan kita masih menganggap Tuhan sebagai sebuah Agama? Bukankah Tuhan tidak pernah membedakan agama? Bayangkan saja bila Tuhan memandang kita dari Agama kita, kepercayaan kita, bahkan kaum tertentu, apa kita masih bisa merasakan keindahan?
            Mari kita buka hati utuk melihat Tuhan, dan bukan dengan presepsi kita sebagai manusia yang serba terbatas. Mari kita melihat Tuhan dengan kepolosan kita, ketulusan kita, dan mulaiah memberikan hal kecil nan indah pada sesama kita, dimulai dari hal-hal kecil, dan niscaya kita sudah melakukan hal besar untuk Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

Siguiente Anterior Inicio
 
Make Share With A Cup Of Coffee Template Copy by Blogger Templates | Schatz |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES